Abdul Wahid Berusia 43 Tahun dan Siap Menjadi Gubernur Termuda di Riau

by -59 Views

Nusaperdana.com, PEKANBARU – Saatnya Riau memiliki pemimpin muda yang cerdas dan berani, dengan pengalaman yang tinggi di pemerintahan. Dia adalah H. Abdul Wahid.

Abdul Wahid, dalam kontes Pilkada Riau 2024 ini, akan maju sebagai Calon Gubernur Riau, berpasangan dengan SF. Hariyanto sebagai calon wakilnya.

Dari tiga kandidat yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Abdul Wahid adalah yang paling muda. Bahkan jauh lebih muda dari dua kandidat lainnya.

Misalnya Syamsuar yang lahir tahun 1954. Yang artinya sudah berusia 70 tahun. Sementara Muhammad Nasir lahir tahun 1973, maka sudah berusia 51 tahun.

Sedangkan Abdul Wahid, yang lahir tahun 1980, pada bulan November 2024 nanti, baru berusia 44 tahun.

Namun demikian, meskipun muda dari segi usia, dia sudah matang, berani, dan berpengalaman di pemerintahan. Karena sudah dua periode menjadi anggota DPRD Riau dan satu periode anggota DPR RI.

Ini berarti bahwa pada usia 29 tahun, dia sudah aktif di pemerintahan melalui kursi DPRD Provinsi Riau periode 2009-2014. Lanjut ke periode kedua, 2014-2019, ketika dia berusia 34 tahun. Dari situ, sebagai Ketua DPW PKB Riau, dia naik ke anggota DPR RI periode 2019-2024, ketika usianya baru 39 tahun.

Meskipun pada Pemilu Legislatif tahun 2024 ini, dia masih bisa menjadi anggota DPR RI untuk periode kedua (2024-2029), saat usianya belum genap 44 tahun.

Tetapi dengan rasa hormat, tekad yang kuat, dan optimisme yang terukur, dia memilih mundur demi mengejar jabatan eksekutif sebagai Gubernur Riau.

“Keberadaan sosok Bang Abdul Wahid dalam kontes Pilkada Riau saat ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami, generasi muda, karena belum pernah ada gubernur seumur dia,” kata Ridho Ikhsan, seorang pemuda Riau.

Ridho Ikhsan adalah Pendiri Komunitas lari LibuRUN, Pemilik Podcast Golongan Muda, Co Founder SABBAS (Pergerakan Sosial) dan cukup mengenal perjalanan Abdul Wahid di politik lokal dan nasional.

Menurut Ridho, meskipun masih muda, dia setuju bahwa Abdul Wahid sudah matang dalam pemerintahan, karena dia telah berkiprah sejak usia 29 tahun di pemerintahan melalui kursi legislatif, hingga usia 44 tahun sekarang.

Artinya, dia sudah memiliki pengalaman di pemerintahan selama sekitar 15 tahun, tanpa catatan buruk.

“15 tahun bukan waktu yang singkat dalam pengabdian. Oleh karena itu, kita percaya bahwa dia pantas dan layak menjadi gubernur Riau,” ungkap Ridho.

Ridho juga menyebutkan, dalam pengamatannya selama perjalanan Abdul Wahid sebagai anggota legislatif, baik di DPRD Provinsi Riau maupun Anggota DPR RI, Abdul Wahid bukanlah tipe orang yang hanya duduk diam.

“Bang Wahid itu kritis dan vokal. Artinya, dia mampu menjalankan perannya dengan baik, sesuai fungsinya di legislatif. Terbukti, dia terus mendapatkan kepercayaan sebagai wakil rakyat selama 15 tahun,” katanya.

Hal yang sama dikatakan Anggota DPRD Termuda Kota Pekanbaru, Fikry Raihan. Menurutnya, sudah saatnya Riau memiliki pemimpin muda, berani, berintegritas, berkapasitas, cerdas, dan berpengalaman.

“Pemimpin-pemimpin sebelumnya juga tidak seumuran Bang Wahid saat menjadi gubernur. Maka sekaranglah saatnya, Riau memiliki pemimpin muda, dalam sosok Abdul Wahid,” kata Fikry.

Fikry juga mengaku terkesan dengan keberanian Abdul Wahid yang pernah bersuara keras mengenai pengelolaan migas di Riau.

Video singkatnya sempat viral di media sosial. Saat itu dia mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap perlakuan pemerintah pusat yang dianggap tidak adil terhadap Riau dalam pengelolaan minyak bumi.

Abdul Wahid dengan tegas meminta pengelolaan ladang minyak di blok-blok kecil di Riau dikelola oleh daerah di depan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR.

“Saya ingat kata-kata Bang Wahid waktu itu, bahwa jika pengelolaannya tidak diserahkan kepada daerah, maka Riau akan bersuara meminta kemerdekaan, seperti Provinsi Aceh dan Papua. Inilah yang saya sebut berani. Kita juga butuh pemimpin berani seperti Bang Wahid. Inilah saatnya,” katanya. (*)