Prabowo Menargetkan Swasembada Energi di Indonesia Namun Impor Migas Mencapai Rp500 Triliun

by -531 Views

Presiden Prabowo Subianto menetapkan target ambisius untuk mencapai swasembada energi dan pangan selama masa kepemimpinannya di Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Namun, target tersebut tidak akan mudah dicapai. Terutama, impor energi, khususnya minyak dan gas bumi (migas), termasuk Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) RI sudah melampaui Rp 500-an triliun per tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor migas RI pada 2023 mencapai US$ 35,83 miliar atau sekitar Rp 546,59 triliun. Adapun impor migas berasal dari impor minyak mentah US$ 11,14 miliar, impor hasil minyak (BBM) US$ 21,01 miliar, dan impor gas (LPG) US$ 3,68 miliar.

Pada 2024 ini, impor migas RI selama Januari-September 2024 mencapai US$ 26,74 miliar atau setara Rp 417,59 triliun. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Dari total impor tersebut, minyak mentah menyumbang US$ 7,74 miliar, sementara hasil minyak mencapai US$ 18,99 miliar.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan visinya untuk menjadikan Indonesia mandiri energi dengan swasembada energi. Salah satu strategi yang digencarkan adalah program campuran bahan bakar dengan kelapa sawit atau biodiesel. Prabowo mengatakan bahwa Indonesia harus fokus pada swasembada energi untuk menghadapi kondisi dunia yang tidak stabil.

Prabowo menekankan bahwa Indonesia harus siap dengan kemungkinan terburuk dalam situasi geopolitik saat ini. Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai swasembada energi, seperti tanaman kelapa sawit, singkong, tebu, sagu, dan jagung.

Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk fokus mencapai swasembada energi selama masa kepemimpinannya.