Yayasan Paseban Wujudkan Cinta Alam dalam Jejak Digital

by -58 Views

Perayaan ulang tahun pertama Yayasan Paseban memancarkan aura kebersamaan dan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan hidup. Kali ini, bukan hanya usia baru yang dirayakan, melainkan juga dimulainya perjalanan di kantor baru yang menandakan semangat untuk terus bertumbuh. Bertempat di lantai dua Blok 4 Gedung Manggala Wanabakti, peristiwa ini mengumpulkan pendukung konservasi dari berbagai latar belakang, menegaskan kolaborasi berbagai pihak demi masa depan alam yang lebih baik.

Kehadiran Staf Khusus Menteri Kehutanan Andi Saiful Haqdan dan Kepala BP2SDM Indra Exploitasia dalam acara ini menyiratkan bahwa pemerintah melihat upaya yayasan sebagai bagian penting dari gerak nasional pelestarian sumber daya alam. Sinergi antara otoritas negara dan organisasi masyarakat seperti Paseban sangat penting untuk memperkuat front pelindung ekosistem Indonesia.

Andy Utama, selaku pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Paseban, membagikan cerita perjalanan yayasan selama setahun. Dengan penuh syukur, Andy mengungkapkan bahwa dalam setahun saja sudah ada 17.000 pohon asli Jawa Barat yang ditanam dengan dedikasi para staf dan petugas lapangan. Setiap pohon yang menghijaukan hutan itu bukan hanya angka statistik, namun buah usaha dan komitmen bersama.

Memasuki era teknologi digital, Yayasan Paseban mengadopsi pendekatan inovatif dalam menjaga kelestarian pohon. Semua pohon yang ditanam dilengkapi dengan sistem tagging dan lokasi digital sehingga perkembangan tiap pohon dapat dipantau dari waktu ke waktu. Data tersebut terhubung ke Google Earth agar proses evaluasi dan perawatan bisa dilakukan dengan transparan dan efektif. Andy menegaskan, keterlibatan hati dalam pelestarian sangat penting, sehingga setiap aktivitas bukan sekadar rutinitas teknis tetapi juga ungkapan rasa cinta pada bumi.

Tidak hanya berhenti pada hutan, inisiatif yayasan juga merambah dunia satwa. Mereka mengadakan program penangkaran burung endemic sebagai kontribusi nyata terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. Burung-burung yang dikembangbiakkan tersebut nantinya akan dilepasliarkan di kawasan Megamendung, sehingga wilayah ini semakin kaya ragam makhluk hidupnya. Program ini dijalankan berdasarkan izin resmi dari Balai Besar KSDA Jawa Barat, mengutamakan tata kelola yang profesional dan bertanggung jawab.

Andi Saiful Haq, mewakili Menteri Kehutanan RI, dalam kata sambutannya menyoroti tanggung jawab manusia dalam menjaga alam. Ia mengutip pemikiran Pramoedya Ananta Toer, bahwa kerusakan alam akibat ulah manusia bukan bencana yang tak bisa diatasi. Pesan ini memperkuat motivasi peserta untuk terus berjuang melindungi lingkungan dengan cara-cara kreatif dan berkesinambungan.

Wiratno, mantan Dirjen KSDAE, mengapresiasi capaian nyata Yayasan Paseban. Menurutnya, kawasan Megamendung yang jadi fokus yayasan adalah wilayah kunci dalam transisi ekosistem bagi Cagar Biosfer Cibodas. Dengan pengelolaan area seluas 276 hektar, kerjasama dengan Perum Perhutani, dan jumlah pohon yang ditanam melebihi target, upaya ini menjadi landasan penting bagi keberlangsungan pusaka alam Indonesia. Prestasi ini mencerminkan model pelestarian yang bisa diwariskan pada masa depan dan menjadi bagian dari identitas budaya.

Momentum ulang tahun Yayasan Paseban kali ini menjadi pengingat bahwa pekerjaan konservasi menuntut kolaborasi, inovasi, dan dedikasi penuh cinta pada lingkungan. Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa perlindungan alam adalah tanggung jawab bersama yang bisa dicapai jika dikelola dengan hati dan pengetahuan.

Sumber: Surga Konservasi Di Megamendung: Hutan Dan Burung Endemik Terjaga
Sumber: Megamendung Jadi Surga Konservasi: Pohon Dan Burung Endemik Dirawat Dengan Hati