Serangan Terbaru: Israel Mengalami Serangan di Beberapa Daerah dan Diperangi oleh Houthi serta Diserang dari Lebanon

by -189 Views

Perang Israel di Gaza sepertinya melebar. Tidak hanya kelompok Hamas dan pemberontak Houthi di Yaman, kini Israel juga diserang sejumlah rudal dari Lebanon.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka menembaki sasaran di Lebanon selatan pada hari Rabu. Beberapa tembakan datang dari wilayah tersebut.

“Beberapa waktu lalu, sebuah sel teroris berusaha meluncurkan rudal anti-tank dari Lebanon menuju wilayah Israel di wilayah Zar’it. Sebuah tank IDF menghantam sel tersebut,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN International, Kamis (2/11/2023).

“Selain itu, teroris melepaskan tembakan beberapa waktu lalu dari Lebanon menuju wilayah Israel di wilayah Yiftah. Tidak ada korban luka yang dilaporkan. IDF merespons dengan tembakan ke arah asal penembakan,” tambahnya.

Militer Israel juga mengatakan telah terlibat dalam baku tembak dengan militan di Lebanon selatan selama beberapa minggu terakhir. Ini kemungkinan merujuk kepada kelompok Hizbullah.

Hizbullah sendiri merupakan kelompok bersenjata yang didukung oleh Iran dan juga menjadi kekuatan regional yang dominan di Lebanon selatan. Mereka juga beroperasi bersama dengan Korps Garda Revolusi elit Iran di Suriah, di wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Sebelumnya, sejumlah negara di Timur Tengah telah memperingatkan Israel tentang melebarnya perang di Gaza. Serangan rudal yang terus-menerus ke wilayah Palestina tersebut, bahkan telah menewaskan anak-anak dan wanita, dapat menyebabkan sejumlah kelompok ikut terlibat.

Kelompok Houthi di Yaman, misalnya, mengaku telah mulai menyerang Israel sebagai tanggapan terhadap agresi yang dilakukan oleh Israel di Gaza. Telah tercatat lima serangan diluncurkan, di mana Houthi mengklaim serangan Rabu malam sebagai serangan terbesar.

Iran menyatakan bahwa wajar jika sejumlah kelompok menyerang Israel dalam konteks perang melawan Hamas. Negara tersebut bahkan menyebut bahwa akan ada dampak yang lebih luas jika gencatan senjata tidak tercapai.

“Sangat wajar bagi kelompok-kelompok dan gerakan perlawanan untuk tidak tinggal diam terhadap semua kejahatan yang dilakukan oleh Israel,” kata diplomat papan atas Iran, Hossein Amir-Abdollahian, dikutip AFP.

“Mereka tidak akan menunggu saran dari siapa pun, oleh karena itu kita perlu memanfaatkan peluang politik terakhir untuk menghentikan perang,” tambahnya sambil menyebut bahwa situasinya dapat menjadi “tidak terkendali”.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga merespons perang di Gaza. Ia memberikan sinyal bahwa tidak akan ada gencatan senjata.

Dalam pembaruan pada Rabu, Netanyahu mengatakan perang yang akan dilakukan oleh negaranya merupakan perang yang sulit dan bahkan ia menyebut perang tersebut akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, mengisyaratkan kemungkinan perang tanpa akhir.

“Kita berada dalam perang yang sulit. Ini akan menjadi perang yang panjang,” katanya dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dikutip dari media sosial.

Hingga saat ini, lebih dari 8.000 warga sipil Gaza telah tewas akibat serangan Israel yang telah mencapai hari ke-26. Lebih dari 3.000 di antaranya adalah anak-anak.

Israel sendiri mencatat 1.400 orang tewas dalam konflik ini. Semuanya terjadi ketika Hamas tiba-tiba menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober.

(Artikel ini telah dikutip dari CNBC Indonesia)