AS Mengungkap Pasokan Senjata Wagner Group Rusia ke Hizbullah

by -161 Views

Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, terlibat dalam konflik antara Israel dan Hamas. Hizbullah, yang menjadi sekutu Hamas, ikut menyerang wilayah Israel Utara dan diduga mendapatkan bantuan dari kelompok Rusia.

Meski hanya sebagai faksi, Hizbullah memiliki kekuatan yang besar karena memiliki persenjataan. Kelompok yang didukung Iran ini diketahui menggunakan senjata buatan Rusia yang diberikan melalui Presiden Suriah, Bashar Al Assad, yang juga merupakan sekutu Moskow.

“Sumber intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa organisasi tentara bayaran Rusia, Wagner Group, yang beroperasi di Suriah, ditugaskan untuk mengirimkan sistem rudal permukaan-ke-udara SA-22,” kata sumber tersebut.

Belum jelas apakah senjata tersebut sudah terkirim atau seberapa dekat dengan pengiriman. Sistem ini awalnya disediakan oleh Rusia untuk digunakan oleh pemerintah Suriah.

AS telah memantau pergerakan sistem ini, yang dikenal juga sebagai Pantsir. Penilaian AS didasarkan pada informasi intelijen yang diperoleh melalui diskusi antara Assad, Wagner, dan Hizbullah mengenai penerapan sistem tersebut.

Sebelumnya, diberitakan oleh The Wall Street Journal bahwa Wagner mungkin menyediakan sistem ini kepada Hizbullah. Peran Assad dalam hal ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Hizbullah dan Wagner telah beroperasi di Suriah selama bertahun-tahun, bekerja sama dengan angkatan bersenjata Rusia dan Suriah untuk mendukung rezim Assad melawan oposisi Suriah.

Hizbullah mulai menarik pejuangnya dari Suriah dalam beberapa tahun terakhir, namun tetap didukung oleh Iran, yang merupakan sekutu dekat Assad. Ada bukti peningkatan kolaborasi antara Hizbullah dan Wagner di Suriah.

Kemungkinan Hizbullah segera memiliki sistem pertahanan udara baru menjadi keprihatinan karena ada potensi pembukaan front baru dalam perang antara Israel dan Hamas di perbatasan utara Israel dengan Lebanon. AS telah memperingatkan Hizbullah dan kelompok lain yang didukung Iran untuk menghindari konflik. AS juga telah menempatkan kapal induk dan pasukan di wilayah tersebut untuk mencoba mencegah eskalasi.

Israel sebelumnya telah menargetkan sistem rudal ini di wilayah Suriah sebagai bagian dari serangan terhadap situs militer Iran di negara tersebut.

Komunitas intelijen AS percaya bahwa Iran dan kelompok proksinya sedang mengkalibrasi tanggapan terhadap intervensi militer Israel di Gaza untuk menghindari konflik langsung. Namun, Iran tidak memiliki kendali penuh atas kelompok-kelompok proksinya, terutama Hizbullah. Hizbullah adalah sekutu Hamas dan telah lama berperang melawan Israel.

Para pejabat AS khawatir bahwa politik internal Hizbullah bisa meningkatkan ketegangan. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dijadwalkan memberikan pidato penting, dan pihak intelijen akan memperhatikan tanda-tanda niat kelompok tersebut.

Sumber: CNBC Indonesia