Netanyahu Membalas Gencatan Senjata: Gaza Harus Mengalami Perubahan dalam Islam

by -110 Views

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan terbaru mengenai perang di Gaza, Palestina. Di tengah gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas yang kembali diperpanjang selama 48 hari, ia menyebutkan Islam di Gaza.

Dia mengungkapkan bahwa Israel akan “membersihkan masjid-masjid dan sekolah-sekolah di Gaza dari ideologi beracun mereka setelah perangnya dengan Hamas berakhir.” Dia juga menunjuk negara-negara Teluk yang kaya sebagai contoh negara-negara Muslim yang telah “dideradikalisasi” dan mengatakan bahwa Israel harus mendemiliterisasi dan melakukan deradikalisasi di Gaza setelah kehancuran Hamas. Netanyahu juga menyebutkan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain sebagai contoh negara-negara Arab yang telah menjalani proses itu.

Israel sendiri tengah dalam pembicaraan kesepakatan pembukaan hubungan dengan Arab Saudi, sebelum perang pecah dengan Hamas pada 7 Oktober. Netanyahu juga mendesak agar “teman-teman Arab” Israel dapat membantu membangun kembali Gaza. Elon Musk melakukan perjalanan ke Israel untuk bertemu dengan Netanyahu dan keluarga warga Israel yang disandera oleh Hamas.

Sebelumnya, ada laporan yang menyebutkan bahwa Netanyahu sengaja “melindungi” Hamas. Ia telah berulang kali bersumpah untuk menghancurkan Hamas selama masa jabatannya. Namun di sisi lain, Netanyahu malah menerapkan kebijakan yang membantu kelompok tersebut mempertahankan cengkeramannya atas Gaza.

Dalam sebuah laporan menyebutkan bahwa perang dengan Hamas merugikan Israel. Setidaknya US$ 269 juta per hari hilang di negeri itu. Dan perang Gaza dikatakan memberikan pukulan yang lebih besar terhadap perekonomian negara tersebut dibandingkan konflik-konflik sebelumnya. Dampak dari perang ini bisa mencapai US$ 53,5 miliar, hampir 10% dari PDB Israel.

Dengan demikian, pernyataan Netanyahu mengenai langkah Israel setelah perang dengan Hamas dan pengaruhnya terhadap Palestina menjadi penting untuk diperhatikan.