Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut kuota untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) atau Solar subsidi hingga akhir tahun ini cukup mengkhawatirkan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyampaikan penyaluran solar subsidi pada tahun ini diperkirakan akan melebihi kuota yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, hal ini menjadi perhatian pemerintah.
“Solar paling mengkhawatirkan. Pertalite masih oke, LPG masih oke. Solar ini yang saya khawatirkan,” kata Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (13/12/2023).
Tutuka memastikan pemerintah akan tetap mengupayakan agar kebutuhan solar subsidi untuk masyarakat dapat terpenuhi. Meski demikian, ia tak merinci seberapa besar tambahan kuota yang dibutuhkan.
“Ya kita nggak pasti sama dengan Pertamina, kita evaluasi lagi kan. Gak papa, tapi kita evaluasi lagi,” tambahnya.
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga mengusulkan adanya penyesuaian kuota untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) atau Solar subsidi di tahun 2023. Sebab, penyaluran BBM jenis solar subsidi pada tahun ini diprediksi akan melebihi kuota yang telah ditetapkan.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjelaskan guna memenuhi kebutuhan solar subsidi hingga akhir tahun ini, Kementerian ESDM telah mengusulkan adanya penambahan kuota kepada Kementerian Keuangan.
Adapun, penyesuaian kuota JBT Solar tahun 2023 meningkat sebesar 7,8% atau 1,3 Juta KL dari kuota awal JBT Solar yaitu dari 16,8 Juta KL menjadi 18,1 jt KL.
Selain kuota solar subsidi, terdapat juga usulan penyesuaian untuk kuota JBT Minyak Tanah yang meningkat sebesar 0,8% dari kuota JBT Minyak Tanah tahun 2023 yaitu dari 500.000 KL menjadi 504.221 KL.
Sementara, untuk kuota JBKP Pertalite hingga saat ini dipastikan masih dalam kondisi aman. Adapun dari kuota yang ditetapkan sebesar 32,6 juta KL, hingga akhir tahun diproyeksikan penyalurannya hanya mencapai 30,8 juta KL.
Kemudian, untuk LPG 3 Kg terdapat usulan penyesuaian kuota tahun 2023 menjadi 8,19 Juta MT atau naik 2,4% atau naik 0,19 Juta MT dari kuota awal tahun 2023.