Jelang Berakhirnya Masa Jabatan, Jokowi Khawatirkan Nasib Indonesia

by -118 Views

Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih memiliki kekhawatiran terhadap Indonesia menjelang akhir masa jabatannya. Salah satu kekhawatiran utamanya adalah peredaran uang yang menurun pada Oktober 2023. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan uang beredar (M2) hanya sebesar 3,4% secara tahunan, yang merupakan pertumbuhan terendah sepanjang sejarah Indonesia. Hal ini diperparah dengan stagnasi pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK). DPK total hanya tumbuh sebesar 3,9% yoy menjadi Rp7.982,3 triliun, yang didominasi oleh simpanan berjangka sebesar Rp2.982,9 triliun atau tumbuh 6,9% yoy pada Oktober 2023.

Terjadi penurunan signifikan pada DPK dalam Giro yang hanya tumbuh 1,8% yoy pada Oktober, dibandingkan dengan pertumbuhan 11% yoy pada bulan sebelumnya. DPK dalam Giro Korporasi melandai signifikan dari 13,8% yoy pada September menjadi hanya tumbuh 5,6% yoy pada Oktober menjadi Rp1.878,1 triliun. Sementara DPK dalam Giro perorangan dan lainnya bahkan mengalami kontraksi sebesar 15,3% yoy dan 4,8% yoy. Jokowi menyalahkan pembelian instrumen oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) atas masalah ini.

Jokowi juga mengkhawatirkan makin keringnya likuiditas di perbankan karena dapat mengganggu sektor riil, terutama dalam penyaluran kredit. Ia juga menyatakan bahwa realisasi belanja pemerintah pusat dan lokal masih rendah, dengan realisasi belanja pemerintah pusat hanya mencapai 76%.

Dalam pengarahannya di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jokowi juga menyinggung soal kondisi geopolitik terkini, seperti perang di Ukraina dan Gaza, yang dapat berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Ia juga selalu ingin menghadiri konferensi dan pertemuan internasional untuk memberi perhatian pada permasalahan tersebut.

Sumber: CNBC Indonesia