Kenapa Negara Ini Memutuskan Hubungan Militer dengan AS?

by -184 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Niger secara resmi mengakhiri perjanjian militer dengan Amerika Serikat (AS) karena kontrak dianggap sangat tidak adil dan tidak memenuhi kepentingan masyarakat negara tersebut.
Sebagaimana dilaporkan oleh CNN International, pemerintah militer Niger mengumumkan bahwa mereka telah resmi mengakhiri kontrak dengan AS yang memungkinkan personel militer dan staf Departemen Pertahanan AS untuk beroperasi di Niger.
Keputusan ini diambil beberapa hari setelah Niger mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan pejabat diplomatik dan militer AS pekan lalu. Menurut Juru Bicara Militer Niger, Kolonel Mayor Amadou Abdramane, perjanjian yang disepakati pada tahun 2012 telah melanggar “aturan konstitusional dan demokratis” kedaulatan negara Afrika Barat.
“Dengan memperhatikan aspirasi dan kepentingan rakyat, Pemerintah Niger memutuskan secara bertanggung jawab untuk segera membatalkan perjanjian terkait dengan status personel militer AS dan staf Departemen Pertahanan AS di wilayah Republik Niger,” kata Abdramane seperti yang dikutip dari Minggu (24/3/2024).
“Perjanjian ini tidak hanya sangat tidak adil secara substansi tetapi juga tidak memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat Niger,” tambahnya.
Pengumuman tersebut muncul setelah delegasi senior AS melakukan kunjungan tiga hari ke Niger minggu ini. Abdramane menyatakan bahwa delegasi AS tidak menghormati praktik diplomatik karena tidak memberikan informasi mengenai tanggal kedatangan, komposisi delegasi, dan tujuan kunjungan.
Selama pertemuan, para pejabat Niger dan AS membahas transisi militer di Niger dan kerja sama militer antara kedua negara.
“Pemerintah Niger menyesali sikap delegasi Amerika yang mengingkari hak rakyat Niger untuk memilih mitra mereka dan jenis kemitraan yang dapat membantu mereka dalam memerangi teroris,” ujar Abdramane.
Abdramane mengecam sikap merendahkan AS, yang berpotensi merusak hubungan yang telah berlangsung berabad-abad dan kepercayaan antara kedua pemerintahan.
Selain itu, Abdramane menolak tuduhan adanya kesepakatan rahasia antara Niger, Rusia, dan Iran.
Niger dulunya menjadi mitra regional utama AS, tetapi hubungan keduanya memburuk sejak junta militer mengambil alih kekuasaan pada Juli 2023 dalam apa yang secara resmi diakui AS sebagai kudeta.
Sejak saat itu, AS telah menarik sebagian besar dari 1.100 tentaranya yang ditempatkan di Niger.
Pejabat senior Pentagon yakin bahwa mempertahankan kehadiran di Niger sangat penting dalam upaya melawan terorisme di wilayah tersebut. Pada bulan Oktober, Pentagon mengumumkan bahwa mereka masih mengevaluasi dampak dari perubahan ini terhadap sekitar 1.000 tentara AS yang ditempatkan di negara tersebut.
Dalam surat yang dikirimkan ke Kongres pada Desember 2023, Presiden Joe Biden mencatat bahwa sekitar 648 personel militer AS masih dikerahkan ke Niger.