Pejabat Amerika Serikat (AS) meyakini Israel telah mempersempit target dalam respons potensialnya terhadap serangan Iran bulan ini pada infrastruktur militer dan energi. Timur Tengah tetap waspada terhadap eskalasi lebih lanjut dalam perang yang telah berlangsung selama setahun ini, karena Israel memerangi kelompok-kelompok yang didukung Iran, Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza. Teheran, produsen minyak utama dunia juga telah mengancam Israel dengan konsekuensi berat jika diserang.
Menurut laporan NBC, para pejabat AS dan Israel menyebut respons potensial itu kemungkinan akan dilakukan selama hari raya Yom Kippur. Konflik antara Israel dan militan Hizbullah meletus setahun lalu ketika Hizbullah mulai meluncurkan roket ke Israel utara pada awal perang Gaza, dan telah meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir. Militer Israel terus beroperasi di Lebanon selatan untuk membongkar infrastruktur Hizbullah.
Israel mengatakan lima peluncuran yang melintasi Lebanon dicegat oleh angkatan udara. Militer Israel juga mengumumkan adanya korban dan penangkapan seorang militan Hizbullah di Lebanon selatan. Hizbullah mengumumkan serangan roket terhadap pangkalan transportasi Tirat HaCarmel di Haifa selatan.
Israel telah mengintensifkan operasi militernya dalam beberapa minggu terakhir, mengebom Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut, dan Lembah Bekaa. Hizbullah menembakkan roket lebih dalam ke Israel. Operasi militer Israel telah menyebabkan banyak korban jiwa dan pengungsian di Lebanon. Pentagon menyatakan kekhawatiran mengenai penembakan posisi penjaga perdamaian PBB oleh pasukan Israel.
Perlawanan Islam di Irak menyatakan serangan terhadap lokasi militer Israel di Dataran Tinggi Golan sebagai dukungan terhadap Palestina dan Lebanon. Israel memperkirakan serangan Hamas memicu perang Gaza setahun lalu. Operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan banyak warga Palestina dan menghancurkan daerah tersebut.