Rusia telah merilis bukti terbaru terkait insiden berdarah yang terjadi di sebuah gedung konser di Moskow. Bukti itu menunjukkan keterlibatan pihak Ukraina.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan lembaga keamanan Rusia lainnya terus menuduh Kyiv dan Barat terlibat dalam serangan mematikan pada Jumat (22/3/2024) yang lalu. Meskipun afiliasi ISIS telah mengklaim tanggung jawab atas kejadian itu.
Pada Sabtu (23/3/2024), Putin mengumumkan bahwa 11 orang telah ditahan setelah orang-orang bersenjata menyerbu Balai Kota Crocus dan membakar gedung tersebut, menyebabkan 143 orang tewas.
“Sebagai hasil kerja sama dengan teroris yang ditahan, pemeriksaan perangkat teknis yang disita dari mereka, dan analisis informasi tentang transaksi keuangan, bukti hubungan mereka dengan nasionalis Ukraina telah ditemukan,” kata Komite Investigasi Rusia, seperti dikutip dari AFP pada Jumat (29/3/2024).
Komite itu menuduh tersangka menerima sejumlah besar uang dan mata uang kripto dari Ukraina. Seorang pria lain yang terlibat dalam mendanai teroris juga telah diidentifikasi dan ditahan.
“Pengadilan akan diminta untuk menahan mereka dalam tahanan,” kata Komite tersebut.
Sementara itu, Ukraina dan sekutu Baratnya menyangkal tuduhan tersebut dan menyebutnya tidak masuk akal. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyebut tuduhan Rusia sebagai ‘propaganda omong kosong’.
“Paman saya sering bilang: penjual pupuk terbaik membawa sample di mulut mereka. Para pejabat Rusia tampaknya seperti penjual pupuk yang baik,” kata Kirby.