Israel Memasuki Jalur Bantuan, Krisis Kemanusiaan Terjadi di Jalur Gaza

by -110 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kondisi paceklik atau kelaparan parah sangat mungkin terjadi di beberapa bagian Jalur Gaza utara, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada hari Jumat (29/3/2024) waktu setempat. Sumber tersebut menambahkan bahwa hambatan untuk mendapatkan lebih banyak bantuan bagi warga Palestina diperparah oleh kelangkaan truk di daerah kantong tersebut akibat kepungan Israel. Melansir laporan Reuters, PBB telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan dan mengeluhkan adanya hambatan dalam mendapatkan bantuan dan mendistribusikannya ke seluruh Gaza. AS juga mengatakan kelaparan akan segera terjadi, namun pejabat tersebut pada hari Jumat mengatakan bahwa kelaparan mungkin sudah terjadi.

“Meskipun kami dapat mengatakan dengan yakin bahwa kelaparan merupakan risiko yang signifikan di wilayah selatan dan tengah, namun tidak terjadi saat ini. Meski demikian di wilayah utara sangat mungkin kelaparan telah terjadi, setidaknya di beberapa wilayah,” kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu. Otoritas keamanan pangan global yang didukung PBB memperingatkan awal bulan ini bahwa kelaparan kemungkinan besar akan terjadi pada bulan Mei di Gaza utara dan dapat menyebar ke wilayah berpenduduk 2,3 juta orang pada bulan Juli.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric pada hari Rabu menggambarkan “tantangan besar” dalam pendistribusian bantuan, termasuk “kurangnya keamanan, kurangnya kerja sama dengan pihak berwenang Israel, kurangnya jumlah truk, dan tidak cukup bahan bakar.” Para pejabat Israel mengatakan mereka telah meningkatkan akses bantuan ke Gaza. Mereka juga mengaku tidak bertanggung jawab atas keterlambatan dan bahwa pengiriman bantuan di dalam Gaza adalah tanggung jawab PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Israel juga menuduh Hamas mencuri bantuan tersebut.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan salah satu masalah terbesar yang membatasi distribusi bantuan adalah kelangkaan truk di Gaza dan bahwa Washington akan berupaya membantu PBB memperoleh truk tambahan. Tidak ada truk tambahan di Gaza yang memuat makanan dari Kerem Shalom atau Rafah atau Gerbang 96 dengan makanan,” kata pejabat itu, mengacu pada berbagai penyeberangan perbatasan ke wilayah kantong tersebut. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan pihaknya memiliki lebih dari 200 truk untuk pengiriman bantuan di Gaza, termasuk beberapa yang rusak berat namun masih dapat dioperasikan. Namun pada akhirnya PBB mengatakan tidak cukup bantuan yang masuk ke Gaza.

Pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa dalam seminggu terakhir rata-rata ada 250 truk bantuan setiap hari memasuki Gaza, namun dibutuhkan lebih banyak lagi. Perang tersebut meletus pada 7 Oktober setelah militan Hamas menyerang Israel dan membunuh 1.200 orang serta menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel. Israel membalas dengan melancarkan serangan udara dan darat terhadap Hamas di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 32.000 orang, kata otoritas kesehatan di Gaza. Amerika Serikat telah memperingatkan Israel agar tidak memperluas operasi militernya ke kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung, tanpa rencana untuk melindungi warga sipil. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk memastikan evakuasi warga sipil dan bantuan kemanusiaan. AS telah diberi pengarahan “mengenai beberapa aspek” dari rencana kemanusiaan tersebut, kata pejabat Departemen Luar Negeri AS, namun pihaknya belum melihat rencana yang komprehensif.