Moeldoko Memperhatikan Kegagalan Penjualan Motor Listrik Subsidi

by -216 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengungkapkan bahwa salah satu alasan motor listrik kurang diminati adalah karena produsennya. Menurutnya, produsen motor listrik belum mampu menghasilkan kendaraan dengan jarak tempuh yang jauh.

“Menurut saya, tantangan ada pada pihak produsen. Jika sepeda motor bisa menempuh jarak jauh, pengisian cepat, dan harga terjangkau, pasti semuanya akan membelinya. Jarak tempuh minimal 100 km, pengisian kurang dari satu jam, pasti diminati,” ujar Moeldoko dalam pembukaan Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JI-Expo Kemayoran, Selasa (30/4/2024).

Hingga Selasa (30/4/2024), penjualan motor listrik mencapai 11.563 unit, dengan 3.041 unit telah terverifikasi dan 10.353 unit dalam proses pendaftaran. Untuk meningkatkan penjualan motor listrik, pemerintah telah membuat sejumlah regulasi yang mendukung, seperti Perpres No. 79 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

“Perubahan dari Perpres 55/2019 menjadi Perpres 79/2023 merupakan bukti nyata komitmen pemerintah. Dengan adanya Inpres nomor 7 dan PMK tentang insentif, pemerintah memberikan dukungan konkret,” kata Moeldoko.

Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), berharap terjadi peningkatan penjualan kendaraan listrik, baik motor maupun mobil, tahun ini. Target penjualan mobil listrik adalah 50 ribu unit pada tahun 2025.

Pemerintah terus memantau efektivitas insentif kendaraan listrik, termasuk mobil BEV dan sepeda motor listrik. Rencananya akan dilakukan evaluasi setelah pergantian pemerintahan. Beberapa insentif yang diberikan pemerintah, seperti PPnBM yang turun dari 11% menjadi 1% untuk mendukung perkembangan EV.

“Insentif berlaku hingga tahun 2024. Evaluasi akan dilakukan untuk menentukan kelanjutan insentif tersebut. Namun, perlu diingat bahwa saat ini kendaraan listrik sudah mendapatkan berbagai insentif, termasuk PPnBM 0%, pajak tahunan, dan lain sebagainya. Kami akan melihat perkembangannya, evaluasi dilakukan untuk mendorong industri dan akan berkomunikasi dengan pemerintah selanjutnya,” jelasnya.