Pemerintah Spanyol Mengambil Langkah Terhadap Gelombang Pesta Sex

by -119 Views

Gelombang pesta sex melanda Spanyol. Hal ini dilakukan oleh para pengunjung dan penyelenggara pesta bujangan dan lajang saat berlibur di beberapa pusat pariwisata, seperti Platja d’Aro.

Platja d’Aro memiliki populasi 12.500 jiwa. Namun pada akhir pekan musim panas, tempat ini dapat menarik sekitar 150.000 pengunjung setiap harinya.

Pihak berwenang kota itu mengatakan bahwa para pengunjung ini telah menimbulkan gangguan bagi masyarakat. Beberapa dari mereka berpesta dan memainkan musik keras sambil bernyanyi hingga larut malam.

Selain itu, banyak laporan yang menyebutkan para wisatawan berani keluar ke tempat umum dengan kostum yang menggambarkan alat kelamin atau membawa boneka seks. Selain itu, muncul laporan yang juga mengutip pesta acara perayaan baru-baru ini di mana pengantin pria ditempel di tiang lampu.

Untuk mengatasi hal ini, dewan kota menyetujui penerapan denda terhadap hal-hal yang dikategorikan sebagai ‘perilaku menyimpang’ ini. Mereka juga mengatakan akan mempekerjakan lebih banyak polisi untuk menegakkannya, dengan bantuan pemilik hotel lokal, penginapan wisata, bar, dan restoran.

“Seseorang dapat dikenakan denda sebesar 750 euro (Rp 13 juta) karena berjalan atau berdiri di jalan atau ruang publik tanpa pakaian, atau hanya mengenakan pakaian dalam, atau karena mengenakan pakaian atau aksesoris yang mewakili alat kelamin manusia, atau dengan boneka yang bersifat seksual,” kata juru bicara balai kota kepada CNN pada hari Kamis (30/5/2024).

“Tarif yang lebih tinggi hingga 1.500 euro (Rp 26 juta) juga dapat dikenakan untuk perilaku anti-sosial yang menyebabkan lebih banyak gangguan.”

Spanyol juga menghadapi semakin banyak protes sehubungan dengan overtourism. Para pengunjuk rasa mengancam akan menghentikan bandara Mallorca pada musim panas ini sebagai upaya untuk mengekang pariwisata massal, sementara tindakan untuk menindak minuman umum dan perahu pesta telah diberlakukan di Kepulauan Balearic.

“Kegiatan seperti ini tidak hanya terjadi di Platja d’Aro. Setiap kota harus memutuskan bagaimana mengubah situasi ini,” tambah juru bicara tersebut.