Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah resmi terpilih sebagai Sekretaris Jenderal aliansi militer Barat, NATO, Rabu (26/6/2024). Hal ini terjadi setelah Rutte menerima persetujuan dari 32 negara anggota pakta pertahanan itu.
Rutte akan mengambil alih jabatan Sekjen dari Jens Stoltenberg pada 1 Oktober. Keterpilihan Rutte terjadi setelah penantangnya, Presiden Rumania Klaus Iohannis, mengundurkan diri.
“Mark Rutte adalah seorang transatlantik sejati, pemimpin yang kuat dan pembangun konsensus. Saya tahu saya akan meninggalkan NATO di tangan yang tepat,” kata Stoltenberg di media sosial sebagaimana dikutip AFP.
Rutte mengatakan bahwa mengambil alih jabatan Stoltenberg setelah satu dekade kepemimpinannya di NATO berakhir merupakan suatu kehormatan luar biasa. Menurutnya, jabatan ini merupakan sesuatu yang menantang, terutama karena perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung.
“Ia juga telah menjadi PM Belanda selama 14 tahun dan akan mengakhiri jabatannya dalam beberapa minggu mendatang. Ia dipandang sebagai figur yang mampu membantu NATO melewati masa-masa sulit,” tambahnya.
Penunjukannya disambut baik oleh para pemimpin aliansi itu, termasuk PM Inggris Rishi Sunak dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang menilai Rutte sebagai pilihan yang baik untuk kebebasan dan keamanan.
Mark Rutte sendiri memiliki hubungan kekeluargaan dengan Indonesia karena ayahnya pernah tinggal dan bekerja di Jakarta. Ayah Rutte, Izaäk Rutte, adalah salah satu direktur perusahaan Belanda, Jacobson Van den Berg & Co, di Indonesia.
Selama perang dunia, Izaäk dan keluarganya menjadi tawanan perang di kamp interniran di wilayah Cideng, Jakarta. Setelah perang berakhir, Izaäk menikah dengan Hermina dan kembali tinggal di Jakarta hingga tahun 1958.
Keterpilihan Rutte sebagai Sekjen NATO terjadi saat aliansi itu berada di ambang peperangan dengan Rusia pasca serangan Moskow ke Ukraina. Rutte telah memperjuangkan bantuan militer NATO kepada Ukraina untuk membantu melawan Rusia.
Rutte juga dihadapkan pada tantangan dari Amerika Serikat, terutama jika Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden. Trump sebelumnya menunjukkan keinginan untuk menarik AS keluar dari NATO dalam masa jabatan pertamanya.