Pengaruh Putin Mulai Pudar, Geng ‘NATO’ Rusia Terancam Bubar

by -3 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (Collective Security Treaty Organisation/CSTO) menjadi sorotan. Cengkeraman Moskow atas aliansi NATO-nya Rusia ini disebut tampak makin rapuh.

Analis menyebut, di tengah perang dengan Ukraina yang berlangsung selama 3 tahun, Rusia tampak kehilangan peran historisnya sebagai perantara kekuasaan utama di Asia Tengah dan Kaukasus lewat aliansi tersebut.

Nasib CSTO, aliansi militer negara-negara bekas Soviet, menyoroti tantangan yang dihadapi Kremlin saat berupaya mempertahankan dan memajukan pengaruh geopolitiknya di seluruh Eurasia. Aliansi tersebut dibentuk pada tahun 1992 untuk mengisi kekosongan keamanan yang ditinggalkan oleh runtuhnya Uni Soviet.

“Namun tiga dekade kemudian, blok tersebut berjuang dengan masalah serius terkait daya saing dan kelangsungan hidup,” kata analis Armenia Hakob Badalyan, seperti dikutip dari AFP, Minggu (22/9/2024).

Kesulitan Rusia di Asia Tengah dan Kaukasus sangat kontras dengan keberhasilannya dalam menjalin dan memperdalam aliansi dengan negara-negara seperti China, India, Iran, Korea Utara, dan beberapa negara Afrika di tengah invasinya ke Ukraina.

Badalyan melihat perkembangan tersebut saling terkait. “Dalam perang dengan Ukraina, Rusia memiliki sumber daya yang jauh lebih sedikit untuk sepenuhnya memainkan perannya sebagai pemimpin militer-teknis CSTO,” katanya.

CSTO masih memiliki peran untuk dimainkan di kawasan tersebut, meskipun gagasan untuk bertindak sebagai alternatif Rusia yang kuat bagi NATO masih dipertanyakan.

Aliansi CSTO sendiri terdiri dari Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan, bersama Rusia dan Armenia. Namun, secara perlahan, aliansi ini mulai retak.

Armenia telah memboikot organisasi tersebut, meskipun tetap menjadi anggota resmi. Negara itu menuduh CSTO, dan karenanya Moskow, meninggalkannya di tengah konflik dengan musuh bebuyutannya Azerbaijan.

Ini bukan tantangan keanggotaan pertama yang dihadapi oleh CSTO. Baku keluar pada tahun 1999, bersama tetangga Kaukasus, Georgia. Uzbekistan mengikutinya pada tahun 2012. Baik Uzbekistan maupun Turkmenistan mengabaikan seruan untuk bergabung kembali dengan aliansi itu tahun lalu.

Sementara itu, Rusia melihat Barat sebagai ancaman eksistensial, negara-negara Asia Tengah dan Armenia memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat dan Eropa.

Selain Belarusia, tidak ada yang mendukung perang Moskow terhadap Ukraina. Di sisi lain, Minsk, yang secara finansial, politik, ekonomi, dan militer bergantung pada Moskow juga tidak mengakui klaim teritorial Rusia atas Ukraina timur.

(luc/luc)