Israel terus melancarkan serangan ke wilayah Gaza, Palestina. Negeri Zionis baru-baru ini melaksanakan serangan besar-besaran untuk melumpuhkan petinggi milisi Hamas. Serangan ini dilancarkan atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memburu dua petinggi Hamas, Mohammed Deif dan Rafe Salama, di wilayah Al Mawasi. Meskipun belum yakin bahwa keduanya telah tewas, 90 orang dilaporkan menjadi korban jiwa dalam aksi perburuan tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan adanya 300 warga lain yang terluka dalam serangan ini, dimana perempuan dan anak-anak menyumbang setengah dari korban tewas dan luka. Hamas membantah klaim Israel dan menyebut serangan itu sebagai “pembantaian yang mengerikan”. Warga setempat dan tim penyelamat masih berjuang untuk mencari orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang diserang oleh Israel.
Serangan ini terjadi saat negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera sedang berlangsung. Sementara itu, pengunjuk rasa dan keluarga sandera turun ke jalan di beberapa kota Israel untuk menuntut pembebasan semua sandera. Pada saat yang sama, seorang sandera yang diselamatkan oleh militer Israel setelah delapan bulan ditahan di Gaza meminta pemerintah segera menandatangani kesepakatan pembebasan.
Perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel dijadwalkan berlangsung di Doha, Qatar, pada pekan depan. Netanyahu menegaskan bahwa tidak akan ada perubahan dalam kerangka yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden. Di tengah situasi ini, Gaza terus diserang oleh Israel dalam upaya melumpuhkan petinggi Hamas dan memperkuat posisi mereka dalam negosiasi.
