Sulitnya Belanja Bagi Warga RI yang Harus Menghabiskan Tabungan

by -75 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Para ekonom sepakat bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak dalam keadaan yang baik. Salah satu indikatornya adalah menurunnya daya beli masyarakat, ditandai dengan penurunan tabungan masyarakat.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga turun selama tiga bulan berturut-turut, meskipun masih berada di level optimis atau di atas 100. IKK yang dirilis oleh Bank Indonesia terakhir pada Juni 2024 berada pada level 123,3, turun dari posisi Mei 2024 yang mencapai 125,2, bahkan lebih rendah dari April 2024 yang sebesar 127,7.

“Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty mengatakan, pelemahan daya beli terlihat dari data IKK tersebut,” seperti yang dilansir pada Senin (15/7/2024).

Telisa juga menyatakan bahwa dari data IKK Survei Bank Indonesia bulan Mei menunjukkan bahwa seluruh kelompok pengeluaran masyarakat mengalami penurunan indeks. Hal ini juga diikuti dengan penurunan tabungan masyarakat, yang menandakan bahwa pendapatan mereka tidak mencukupi kebutuhan pokok.

Selain itu, persentase tabungan terhadap pendapatan terus menurun dari 16,7% pada April 2024 menjadi 16,6% pada Mei 2024. Begitu pula dengan porsi konsumsi terhadap pendapatan yang turun dari 73,6% menjadi 73% pada bulan yang sama.

Menurut Telisa, baik konsumsi maupun tabungan masyarakat turun secara bersamaan, menunjukkan bahwa pendapatan mereka menurun sementara cicilan pinjaman meningkat.

Kondisi lemahnya daya beli masyarakat, khususnya di tingkat kelas menengah, telah mengakibatkan penurunan penjualan barang-barang tahan lama seperti kendaraan bermotor. Penjualan mobil selama Semester I-2024 mengalami penurunan 19,4% dari 506.427 unit menjadi 408.012 unit.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan bahwa para pengusaha mobil berencana merevisi target penjualan mobil 2024 sebanyak 1,1 juta unit. Salah satu faktor penekan pasar adalah upah masyarakat yang tidak mencukupi untuk membeli mobil.

Kukuh menekankan bahwa penjualan mobil sangat tergantung pada pendapatan masyarakat, sehingga peningkatan pendapatan per kapita diperlukan agar penjualan otomotif meningkat.

Selain itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mencatat bahwa 40 juta pekerja di Indonesia masih memiliki gaji di bawah Rp 5 juta. Hal ini jauh di bawah target pendapatan per kapita hingga akhir 2024 sebesar US$ 5.500 per tahun atau setara dengan Rp 7,45 juta per bulan.

Dengan kondisi yang disebabkan oleh PHK dan pendapatan yang stagnan, aktivitas ekonomi domestik terganggu dan berdampak pada pendapatan negara. Sektor perdagangan juga mengalami penurunan, mulai dari PPN DN hingga setoran pajak sektor perdagangan.

Karena inflasi bahan makanan yang tinggi, masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat belum dapat menutupi kebutuhan pokok mereka.

Dengan adanya kondisi ini, para ekonom berharap adanya perbaikan dalam perekonomian Indonesia sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat dan kondisi ekonomi yang lebih baik dapat tercapai.