Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena kebakaran mobil listrik (electronic vehicle/EV) secara spontan kini menjadi fokus perhatian di Korea Selatan (Korsel). Peristiwa ini dimulai sejak 1 Agustus lalu, saat sebuah Mercedes-Benz EQE 350 terbakar dan menimbulkan kerusakan parah di tempat parkir sebuah apartemen. Ratusan kendaraan lain hangus dan rusak karena api begitu sulit dipadamkan bahkan hingga delapan jam. Sekitar 23 warga dirawat di rumah sakit karena menghirup asap.
Sorotan kemudian muncul pada baterai mobil listrik. Menurut para ahli, kebakaran baterai mobil listrik memang lebih sulit dipadamkan daripada kebakaran konvensional karena efek thermal runaway, yakni reaksi berantai di dalam sel baterai. “Meskipun analisis masih berlangsung, rekaman CCTV menunjukkan bahwa kebakaran ini menunjukkan semua tanda yang disebabkan oleh baterai,” kata juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Incheon membenarkan, dikutip AFP, Selasa (13/8/2024).
Khusus model Mercedes-Benz EQE 350, Mercedes Korea pun akhirnya mengungkapkan asal usul baterai mobil listrik yang dipakai. Dalam situs webnya, Selasa, diketahui baterai mobil listrik berasal dari produsen China Farasis Energy. Namun sebenarnya Mercedes juga menggunakan sejumlah baterai merk lain untuk kendaraan listrik produksinya, mulai dari LG Energy Solution dan SK On serta CATL China. Namun tak dijelaskan apakah baterai ini juga rawan terbakar atau tidak.
“Pemerintah harus memaksa produsen mobil dalam dan luar negeri untuk mengungkapkan informasi tentang pasokan baterai sehingga lebih dari 500.000 pemilik kendaraan listrik dapat memahami tingkat risiko kebakaran,” kata surat kabar Chosun Ilbo dalam sebuah tajuk rencana. “Pemerintah juga harus melarang kendaraan listrik dari area parkir bawah tanah jika dayanya melebihi 90%, dengan alasan meningkatnya risiko kebakaran,” tambahnya.
Kebakaran mobil listrik secara tiba-tiba alias spontan, sebelumnya juga terjadi awal pekan ini. Di mana crossover listrik Kia Corp, EV 6, yang menggunakan baterai SK On juga dilaporkan terbakar di tempat parkir. Kantor Pusat Kebakaran & Bencana Metropolitan Seoul dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Februari mengatakan 1.399 kebakaran terjadi di tempat parkir bawah tanah di Korsel antara tahun 2013 dan 2022. Sebanyak 43,7% disebabkan oleh kendaraan dengan sumber listrik menyumbang 53% kebakaran mobil di garasi bawah tanah.
Sementara itu, kemarin dan hari ini, pemerintah Korea Selatan dilaporkan melakukan pertemuan khusus untuk membahas hal ini. Reuters melaporkan Wakil Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan turun langsung memimpin rapat, bersama Kementerian Transportasi Korea Selatan dan badan pemadam kebakaran. Namun belum diketahui detail hasil pertemuan.
“Sekadar mewajibkan perusahaan mobil untuk menyediakan merek baterai kendaraan listrik tidak akan mencegah kebakaran,” kata profesor teknik otomotif di Universitas Osan, Moon Hak-hoon, menyinggung pemerintah. “Namun, yang lebih membantu adalah mensertifikasi bahaya kebakaran dari setiap merek baterai,” tambahnya.
(sef/sef)