Anggota Kelompok Tani di Inhil Mengalami Penganiayaan Berat, Dugaan Tersangka adalah Oknum Aparat

by -95 Views

Nusaperdana.com, Tembilahan – Sudarmono (35) terbaring lemah di tempat tidur ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada (PH) Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, pada Selasa (27/8) siang.

Sudarmono mengalami sesak nafas dan nyeri hebat di kepala akibat benturan yang menyebabkan luka dalam.

Menurut dokter jaga IGD RSUD PH Tembilahan, pasien tersebut mengalami sesak karena mengaku diinjak oleh orang tidak dikenal (OTK).

“Dokter melakukan pemeriksaan pada Sudardono, dari hasil rontgen tidak ditemukan patah tulang, namun pasien mengeluh nyeri kepala karena benturan,” ungkap dr. Merina Andini.

Sudarmono merupakan anggota Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul Desa Sekayan, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Inhil, yang diduga menjadi korban kekerasan oleh OTK di pos lahan perkebunan sawit.

Selain Sudarmono, 3 rekannya yang berada di pos juga menjadi korban penganiayaan oleh OTK pada malam Senin (26/8). Ketiga rekannya adalah adik Sudarmono, Ronal (29), Yusri Azhar Hasibuan (52), dan anaknya Didik Supriadi Hasibuan (20).

Kondisi Sudarmono paling parah di antara rekan-rekannya, sehingga harus diobservasi dan dipindahkan ke ruang rawat inap.

“Korban dipukuli dengan besi sawit di kepala. Saat ini kami melakukan observasi untuk perawatan, terutama pada bagian kepala,” tambah dr. Merina.

Berdasarkan pemeriksaan dokter, Ronal (30) juga mengaku dipukuli menggunakan besi di pipi sebelah kanan, menyebabkan luka lecet di pipi sebelah kiri.

Selain itu, korban Didik Supriadi Hasibuan (17) merasakan nyeri pada hidungnya karena benturan yang menyebabkan pembuluh darah di hidung pecah, sehingga hidungnya membengkak.

Yusri Azhar Hasibuan (52) mengeluh luka gores di pipi sebelah kanan akibat benda tajam.

Ronal mengaku bahwa sebelum kejadian tidak menyenangkan tersebut, dia bersama rekan-rekannya sedang menjaga kebun sawit di pos perkebunan sekitar pukul 23.00 WIB.

Mereka tiba-tiba diserang oleh sejumlah OTK yang mengaku sebagai oknum aparat TNI.

“Kami sedang bekerja, tiba-tiba datang sekitar 30 orang, kami tidak tahu apa masalahnya, langsung kami dipukuli,” ujar Ronal kepada media di RSUD PH.

Yusri juga menyatakan bahwa mereka ditindas dan disiksa di pos tersebut tanpa menggunakan baju dan diikat.

Mereka kemudian dibawa dengan 6 mobil menuju Tembilahan.

“Ronal dan saya di mobil yang sama. Handphone kami dirampas, saya ditahan dan dipukuli, hp Sudarmono rusak,” kata Yusri.

Saat dalam perjalanan, Yusri juga dipukuli di dalam mobil ketika mobil konvoi dihadang oleh mobil patroli polisi di depan Polsek Tempuling.

“Ketika di Tempuling, saya juga dipukuli di dalam mobil. Mereka mengatakan saya mungkin yang melaporkan bos sehingga mereka (polisi) tahu,” tambahnya.

Yusri yakin bahwa tempat mereka dibawa adalah Makodim karena di antara para pelaku menyebutkan “bawa saja ke Kodim”. Dia mengatakan bahwa itu adalah Makodim 0314 Inhil karena sering pergi ke sana.

“Pukul 2 pagi kami tiba di Kodim. Sepeda motor kami ditahan, saat ini masih di Kodim, handphone kami juga ditahan, 2 di antaranya dikembalikan, satu handphone Sudarmono rusak,” tutupnya.

Kerabat korban, Nasrul, mengatakan bahwa mereka menerima informasi tentang penganiayaan rekan-rekannya di kelompok tani tersebut pada pagi hari.

“Saya mendapat informasi bahwa mereka berada di Kantor Kodim sekitar pukul 10.00 pagi tadi. Kami membawa korban ke RSUD, atas arahan Kodim melaporkan ke Polres,” ungkapnya.

Nasrul, mewakili korban dan Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul, menegaskan bahwa mereka akan membawa kasus penganiayaan ini ke ranah hukum.

“Kami akan menempuh jalur hukum melalui pengacara kami. Mungkin anak-anak ini harus divisum terlebih dahulu, langkah selanjutnya kami akan membuat laporan resmi,” pungkasnya.

Hingga saat artikel ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait terkait kejadian penganiayaan yang menimpa 4 anggota kelompok tani ini. Berdasarkan informasi di lapangan, kekerasan tersebut terjadi karena masalah lahan.

Para korban telah membuat pengaduan ke Mapolres Inhil terkait aksi kekerasan yang mereka alami.

Setelah melapor ke Polres Inhil, korban didampingi kerabat juga membuat laporan ke Subdenpom 1/3-2 Tembilahan karena diduga pelaku adalah oknum aparat TNI. (Tim)