Pulau di Timur dengan Populasi Kelas Menengah Terbesar Bukan Jawa

by -35 Views

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Pasar Rakyat Kembara di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara pada hari Senin.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) telah merilis penelitian terbaru mengenai kondisi kelas menengah di Indonesia saat ini. Dari penelitian tersebut, terungkap bahwa populasi kelas menengah yang paling padat sebenarnya bukan berada di Pulau Jawa.

Peneliti LPEM UI, Teuku Riefky, menjelaskan bahwa proporsi kelas menengah tertinggi terdapat di Sulawesi, dengan persentase 22,2%. Sementara itu, proporsi kelas menengah terendah terdapat di Sumatera dengan persentase 13,8%.

Adapun untuk kelompok calon kelas menengah atau aspire middle class (AMC), LPEM mencatat bahwa kepadatan tertinggi terdapat di Kalimantan. Proporsi penduduk calon kelas menengah di pulau tersebut mencapai 60%. Sedangkan, Bali dan Nusa Tenggara memiliki proporsi calon kelas menengah terkecil, yaitu 48%.

Meskipun kepadatan kelas menengah paling tinggi terdapat di Sulawesi, namun LPEM mencatat bahwa pulau yang memiliki jumlah populasi kelas menengah dan calon kelas menengah paling banyak adalah Jawa dan Sumatera.

Berdasarkan definisi kelas menengah dari Bank Dunia, LPEM memperkirakan bahwa pada tahun 2023, jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 18,8% dari populasi. Artinya, terdapat sekitar 52 juta jiwa kelas menengah di Indonesia saat ini. Sedangkan proporsi calon kelas menengah diperkirakan mencapai 53,4% atau setara dengan 144 juta jiwa.

Kondisi kelas menengah belakangan ini mendapatkan sorotan karena jumlahnya diperkirakan terus merosot. LPEM mencatat bahwa pada tahun 2018, proporsi kelas menengah Indonesia dari populasi mencapai 23%. Namun, setelah itu proporsinya turun menjadi 18,8%.

Sebagian besar kelas menengah diperkirakan turun ke kelas ekonomi di bawahnya, yaitu calon kelas menengah dan kelas rentan. Sulitnya memperoleh pekerjaan yang layak dan meningkatnya harga barang konsumsi diperkirakan menjadi penyebab banyak kelas menengah di Indonesia yang terjun ke kondisi hampir miskin.