Jet Tempur Jerman ‘Terciduk’ Siaga Perang Dunia 3 Bawa Bom Nuklir AS

by -24 Views

Sebuah jet tempur “Tornado” milik Angkatan Udara Jerman terlihat membawa bom gravitasi nuklir B61-12, yang dirancang dan diproduksi oleh Amerika Serikat, saat penerbangan di Pangkalan Udara Edwards, California, pekan lalu. Jet tempur ini adalah bagian dari program nuclear sharing NATO, yang memungkinkan negara-negara anggota menggunakan senjata nuklir AS dalam situasi konflik. Bom B61-12 adalah varian terbaru dari keluarga bom B61, dengan daya ledak yang dapat dipilih hingga 50 kiloton. Sebagai perbandingan, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 masing-masing memiliki daya ledak 15 dan 25 kiloton.

B61-12 dilengkapi dengan ekor pemandu yang meningkatkan akurasi bom, dan bom ini dirancang untuk beroperasi selama dua dekade ke depan. Senjata ini akan menggantikan semua bom nuklir AS yang saat ini ditempatkan di Eropa dalam beberapa tahun mendatang. Beberapa pangkalan udara di Eropa, termasuk Pangkalan Udara Büchel di Jerman, diyakini menjadi tempat penyimpanan bom-bom nuklir ini. Bom B61-12 ini diyakini dapat memberikan kemampuan yang lebih akurat dan fleksibel untuk menargetkan sasaran dengan potensi kerusakan yang lebih rendah. Dilansir Newsweek, Jumat (6/9/2024), NATO telah mengonfirmasi bahwa AS telah menempatkan sejumlah bom nuklir gravitasi B61 di Eropa sebagai bagian dari strategi pencegahan nuklir. Bom-bom ini tetap berada di bawah kendali dan pengawasan AS, tetapi siap digunakan oleh pesawat-pesawat tempur dari negara-negara sekutu NATO yang berpartisipasi dalam program nuclear sharing. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan nuklir NATO dan mencegah agresi dari musuh potensial.

Penempatan nuklir AS di Eropa merupakan bagian dari strategi aliansi untuk melindungi keamanan negara-negara anggota NATO. Ancaman dari Rusia, yang terus membangun persenjataan nuklirnya, menjadi salah satu alasan di balik langkah ini. Kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada Maret lalu memperingatkan bahwa Rusia terus meningkatkan kapasitas nuklirnya untuk mencegah ancaman dari musuh-musuh potensial. Foto yang diambil pada 27 Agustus di Pangkalan Udara Edwards menunjukkan bahwa jet tempur Jerman membawa bom B61-12 di bawah badan pesawatnya. Hans Kristensen, Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, mengonfirmasi bahwa bom B61-12 yang dibawa tersebut merupakan pelatih bom, bukan senjata aktif. Selain pesawat tempur “Tornado,” pesawat tempur F-35A “Lightning II,” yang digunakan oleh AS dan sekutu-sekutunya, kini juga telah disertifikasi untuk membawa bom B61-12. Jerman sendiri telah memesan 35 jet F-35A untuk menggantikan peran pesawat tempur “Tornado” dalam melanjutkan misi nuklir NATO. Langkah ini menunjukkan komitmen Jerman dalam mempertahankan kemampuan nuklir sekutu di Eropa.

Sören Schmelz, juru bicara Angkatan Bersenjata Jerman, mengonfirmasi bahwa dua pesawat “Tornado” Jerman sedang berada di AS untuk mengikuti kampanye “Silent Companion 24,” yang baru saja selesai. Uji coba dilakukan di Pangkalan Udara Edwards, dan kedua pesawat akan kembali ke Jerman antara 11 dan 13 September setelah pemeriksaan rutin. Jet tempur Jerman bukanlah pesawat non-AS pertama yang menjalani pelatihan dengan bom B61-12. Pada tahun 2021, jet tempur F-16 milik Belanda terlihat membawa pelatih bom B61-12 di Pangkalan Udara Volkel, sebelum bom ini diproduksi secara massal dan dimasukkan ke dalam persenjataan nuklir AS pada tahun 2022. Belanda adalah salah satu dari lima negara Eropa yang menyimpan senjata nuklir AS sebagai bagian dari program nuclear sharing NATO. Pada 1 Juni, Angkatan Udara Kerajaan Belanda menjadi negara Eropa pertama yang mengganti jenis pesawat tempur untuk peran nuklir mereka. Pesawat F-35A “Lightning II” menggantikan F-16 “Fighting Falcon” untuk mendukung kemampuan penangkal nuklir NATO.