Jangan Menggunakan Utang Jepang Sebagai Patokan RI, Ini Perbedaannya!

by -16 Views

Ekonom senior Didik J. Rachbini meminta pemerintah untuk tidak lagi membandingkan rasio utang Indonesia dengan negara maju, seperti Jepang. Menurut dia, perbandingan tersebut tidaklah setara. Didik mengatakan rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) memang tidak setinggi Jepang. Namun, kata dia, bunga utang yang harus dibayarkan Indonesia jelas lebih tinggi dari Jepang. “Jika pemerintah menyebut rasio utang terhadap PDB belum 100%, maka kalau dibandingkan dengan Jepang, meskipun utang Jepang 100%, tapi kalau bunganya 0,7-0,9%, maka pembayaran bunganya saja akan kecil,” kata Didik dalam diskusi virtual berjudul Warisan Utang Jokowi dan Prospek Pemerintahan Prabowo.

Didik mengatakan dengan bunga yang relatif kecil, maka setiap kali Jepang mengambil utang Rp 500 triliun, maka mereka hanya perlu membayar bunga utang sebesar Rp 30-40 triliun per tahun. Sementara itu, kata dia, Indonesia harus membayar lebih tinggi karena menawarkan imbal hasil yang lebih besar untuk setiap surat utang yang diterbitkan. Dia mengatakan dengan jumlah utang sekitar Rp 8.500 triliun saat ini, pemerintah harus membayarkan bunga utang sebesar Rp 500 triliun per tahun.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, Jepang memang menjadi negara dengan rasio utang terhadap PDB tertinggi di dunia. Rasio utang terhadap PDB Jepang mencapai 261,3%. Sementara jumlah utang Indonesia mencapai Rp Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024. Menurut Lembaga Moneter Dunia (IMF) Indonesia menempati urutan ke-114 dengan ukuran utang dibandingkan PDB pada 2022, yakni dengan 40,14%.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan rasio utang terhadap PDB sebenarnya tidak bisa menjadi satu-satunya patokan untuk menilai level utang Indonesia. Dia mengatakan IMF juga menggunakan rasio utang terhadap penerimaan atau Debt-to-Service Ratio (DSR) untuk menilai aman tidaknya level utang sebuah negara. Menurut Eko, dengan utang Indonesia yang mencapai Rp 8.000 triliun maka rasio utang terhadap pendapatan Indonesia mencapai 300%. Dia menilai level itu telah melanggar aturan IMF yang menyebut batas aman DSR adalah 150%.

Source: [CNBC Indonesia](https://cnbcindonesia.com/news/20240905132108-8-569398/video-kritik-faisal-basri-pada-jokowi-dari-utang-deindustrialisasi)