Analisis Pengukuran Stunting di Kemuning: Data yang Banyak Dianalisis

by -162 Views

Kecamatan Kemuning, Indragiri Hilir, mengalami penurunan persentase balita stunting dari tahun 2022 ke tahun 2023 meskipun masih ada 2 dari 12 desa yang mengalami peningkatan prevalensi stunting, yaitu Desa Sekara dan Desa Lubuk Besar. Pada tahun 2024, kenaikan prevalensi stunting kembali terjadi di beberapa desa, seperti Desa Keritang, Selensen, Kemuning Tua, dan Kemuning Muda.

Grafik di atas menunjukkan bahwa program/intervensi untuk percepatan pencegahan stunting telah berhasil menurunkan presentase balita stunting di Kecamatan Kemuning. Namun demikian, masih diperlukan peningkatan kerjasama dan komitmen dari semua pemangku kebijakan dan pelaksana program untuk lebih efektif dalam penanganan kasus stunting.

Berbagai upaya telah dilakukan di Kecamatan Kemuning untuk menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 HPK, antara lain:
1. Pelatihan pencegahan dan penanggulangan stunting
2. Penyuluhan, sosialisasi ASI Eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini, kesehatan reproduksi, PHBS, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
3. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk ibu hamil dan remaja putri
4. Pemberian Makan pada Bayi dan Anak
5. Program penyehatan lingkungan
6. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi
7. Orang Tua Asuh Stunting

Faktor determinan yang memerlukan perhatian di Kecamatan Kemuning meliputi faktor lingkungan, pelayanan kesehatan, kesehatan reproduksi, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tim pencegahan stunting bersama Puskesmas telah melakukan monitoring dan analisis masalah yang terjadi di desa, serta memberikan intervensi yang dibutuhkan.

Kelompok sasaran berisiko yang perlu mendapatkan perhatian adalah remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi, dan usia bawah dua tahun (Baduta). Persiapan yang matang untuk menyambut kehamilan akan membantu terhindar dari stunting pada bayi yang akan dilahirkan.