Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pembiayaan tambahan defisit sebesar Rp 609,7 triliun akan didukung oleh tambahan penggunaan Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 100 triliun. Dengan demikian, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tetap rendah sebesar Rp 214,6 triliun.
SAL ini berhasil dikumpulkan selama periode 2022-2023 dan dapat digunakan dalam situasi saat ini, di mana suku bunga tinggi dan nilai tukar rupiah mengalami tekanan. Pemerintah dapat menjaga agar jumlah penerbitan SBN tidak terlalu banyak, sehingga menjaga daya saing yield SBN.
Sri Mulyani juga telah mengajukan penggunaan SAL sebesar Rp 100 triliun kepada DPR, melebihi jumlah yang tertera dalam UU APBN sebesar Rp 51 triliun. Dengan strategi ini, pemerintah dapat menghindari masuk ke pasar secara besar-besaran dan menjaga kinerja SBN pemerintah.
Defisit APBN 2024 diprediksi meningkat menjadi Rp 609,7 triliun, atau 2,7% dari PDB.
Saksikan video di bawah ini: Video: Menkeu Minta Restu DPR Suntik BUMN & Bank Tanah Rp 6,1 Triliun
Artikel ini ditulis oleh (haa/haa)