Era Suku Bunga Tinggi Berakhir? Inilah Jawaban Tak Terduga dari Sri Mulyani!

by -42 Views

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa era suku bunga acuan bank sentral yang tinggi sudah berakhir hanya karena bank sentral AS, The Federal Reserve, menurunkan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 50 basis points (bps) pada bulan September 2024.

Dengan penurunan suku bunga The Fed tersebut, suku bunga acuan bank sentral AS saat ini berada di kisaran 4,75-5,00%, turun dari sebelumnya berada di kisaran 5,25-5,50%. Sri Mulyani menyatakan bahwa angka suku bunga tersebut masih sangat tinggi setelah mengalami kenaikan hampir 500 bps selama empat tahun terakhir.

Meskipun demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia pada era tersebut masih bisa tumbuh stabil karena berhasil menjaga defisit transaksi berjalan pada level rendah dan mampu menjaga surplus neraca perdagangan selama beberapa tahun terakhir, berbeda dengan masa taper tantrum pada tahun 2014-2015.

Sri Mulyani juga menekankan bahwa semua capaian dalam menjaga stabilitas ekonomi tidak terlepas dari pengelolaan fiskal dan kebijakan moneter yang baik antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Dalam konteks suku bunga tinggi tahun 2022-2024, Indonesia tidak mengalami taper tantrum, meskipun The Fed tidak hanya melakukan pengumuman namun juga sudah melakukan kenaikan suku bunga. Hal ini menunjukkan resiliensi ekonomi Indonesia yang kuat, didukung oleh faktor-faktor seperti hilirisasi.

Sri Mulyani menilai bahwa di tengah banyak tantangan yang luar biasa selama 10 tahun terakhir, seperti pandemi, konflik geopolitik, harga komoditas, kenaikan suku bunga, dan inflasi global yang terburuk dalam 40 tahun terakhir, Indonesia tetap mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dengan baik.