Hizbullah Evakuasi karena Tanda-tanda Perang Baru Arab Akan Pecah, Maskapai Setop Terbang

by -51 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Perang baru di Timur Tengah terancam pecah. Ini adalah perkembangan terbaru dari ketegangan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.

Dalam update terbaru AFP, Selasa (30/7/2024), Hizbullah dilaporkan telah melakukan evakuasi warga, khususnya di beberapa posisi di selatan dan timur Lebanon.

Beberapa maskapai penerbangan juga dikabarkan menunda penerbangan ke dan dari Lebanon, seperti Air France dan Lufthansa. Seorang pelancong Suriah-Jerman di bandara Beirut mengatakan telah mencoba mencari penerbangan baru tetapi semuanya sudah penuh atau dibatalkan.

Tidak hanya itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy juga menyarankan warga negara Inggris untuk segera meninggalkan Lebanon, melalui platform X. Ia meminta warga untuk tidak bepergian ke negara tersebut.

“Ini adalah situasi yang bergerak cepat,” tegasnya.

Konflik meningkat karena belum ada penyelesaian dalam perang Israel di Gaza, Palestina, yang dimulai sejak Oktober. Perang tersebut telah menewaskan 39.363 jiwa (data terbaru Senin), sehingga membuat Hizbullah yang dekat dengan Hamas terprovokasi untuk menembakkan sejumlah rudal ke perbatasan Israel.

Sejak saat itu, saling tembak roket terjadi antara Israel dengan kelompok militer non-negara tersebut. Serangan roket terbaru menewaskan 12 anak dan remaja di Dataran Tinggi Golan, yang dianeksasi oleh Israel.

“Negara Israel tidak akan, dan tidak dapat, membiarkan hal ini terjadi,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, berbicara kepada warga di lokasi kejadian, Majdal Shams yang disambut dengan demonstrasi.

“Respons kami akan datang dan akan keras,” ujarnya lagi.

Israel menyalahkan Hizbullah bersama Amerika Serikat (AS). Namun Hizbullah membantah melakukan serangan ke Majdal Shams.

Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyatakan bahwa serangkaian aktivitas diplomatik telah dilakukan untuk menahan respons Israel yang sudah diantisipasi.

“Irael akan meningkatkan ketegangan secara terbatas dan Hizbullah akan merespons secara terbatas… Ini adalah jaminan yang telah kami terima,” kata Bou Habib dalam wawancara dengan penyiar lokal Al-Jadeed.

Respons terbaru datang dari Iran, dengan Presiden baru Masoud Pezeshkian, yang mendukung Hizbullah dan Hamas, memperingatkan Israel untuk tidak menyerang Lebanon. Menurutnya, itu akan menjadi “kesalahan besar dengan konsekuensi berat”.

Pezeshkian berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin, di Istana Elysee. Ia mengatakan Macron memberi tahu mitranya bahwa “semua harus dilakukan untuk menghindari eskalasi militer” dan mendesak Teheran untuk “menghentikan dukungan terhadap aktor-aktor yang tidak stabil”.

(sef/sef)