Tanda Ekonomi Melemah Semakin Terlihat di Pemerintahan Jokowi

by -76 Views

Sejumlah ekonom memandang bahwa tanda-tanda lesunya ekonomi Indonesia semakin terlihat dalam realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2024. Salah satunya terlihat dari pertumbuhan industri pengolahan yang berada di bawah pertumbuhan nasional, dan kontribusinya yang semakin berkurang.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia masih tumbuh sebesar 5,05% pada kuartal-II 2024. Industri pengolahan menjadi penyumbang utama pertumbuhan dengan kontribusi 18,52%. Namun, sektor ini hanya tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan nasional, yaitu 3,95%.

Dari sisi sumber pertumbuhan berdasarkan lapangan usaha, kontribusi industri pengolahan juga terus mengalami penyusutan. Pada kuartal-II 2024, sektor ini menyumbang pertumbuhan sebesar 0,79%, turun dari triwulan-I 2024 yang mencapai 0,86% dan triwulan-II 2023 yang mencapai 0,98%.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang melihat kontribusi yang menurun sebagai indikasi terjadinya perlambatan ekonomi, yang disebabkan oleh suku bunga tinggi. Dia menyatakan bahwa suku bunga tinggi menekan konsumsi dan daya beli, sehingga industri tidak tertarik untuk ekspansi.

Selain itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan bahwa ekonomi Indonesia sedang mengalami kontraksi dari sisi penawaran dan permintaan. Produksi melemah karena permintaan menurun dan biaya produksi meningkat.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky menyatakan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi masih positif, tetapi menunjukkan permasalahan struktural. Sektor pengolahan termasuk dalam tiga sektor yang mendukung aktivitas ekonomi Indonesia, namun pertumbuhannya di bawah rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan adanya stagnansi di sektor pengolahan, yang mengindikasikan deindustrialisasi prematur.