Sri Mulyani Ungkap Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Bawah 5%

by -127 Views

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan fakta penyebab pertumbuhan ekonomi tumbuh di bawah 5% pada kuartal III-2023. Hal ini disebabkan oleh lesunya konsumsi rumah tangga.

Menurut Sri Mulyani, konsumsi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) relatif lebih rendah dari ekspektasi pemerintah. Meskipun kepercayaan konsumen tetap tinggi pada kuartal III, namun konsumsi tidak setinggi yang diharapkan.

Selain itu, Sri Mulyani juga mengomentari konsumsi pemerintah yang tercatat negatif. Belanja pemerintah umumnya baru terealisasi pada kuartal IV. Ia yakin bahwa beberapa belanja ini baru akan terealisasi pada kuartal IV. Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa terdapat alokasi belanja sebesar Rp 1.078 triliun yang masih ada dalam APBN hingga bulan Desember.

Untuk mengatasi lesunya ekonomi, pemerintah merilis paket kebijakan seperti bansos El Nino, rumah murah bagi MBR, dan PPN ditanggung pemerintah. Dengan paket kebijakan ini, Sri Mulyani berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV. Tanpa paket kebijakan ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melemah hingga 4,81%.

Seorang ekonom senior, Anny Ratnawati, mewanti-wanti pemerintah untuk waspada terhadap penurunan daya beli masyarakat. Ia mengatakan bahwa pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi justru menjadi semakin lambat. Ia mengatakan bahwa data pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 menunjukkan adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi setiap akhir tahun.

Angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) melambat pada kuartal III menjadi 1,83%, dan kembali menurun pada kuartal IV menjadi hanya 0,36%. Anny menekankan bahwa penurunan ini sangat signifikan.

Dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani berharap bahwa paket kebijakan yang telah dirilis akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2% pada kuartal III. Dengan demikian, diharapkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV dapat tetap mencapai 5,01%, dan secara keseluruhan pada tahun 2023 perekonomian tetap terjaga pada 5,04%.