Mengungkap Sepinya Jakarta yang Seperti Kuburan karena Mal Borok

by -148 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa pusat perbelanjaan lama atau mal legendaris di DKI Jakarta mengalami sepi pengunjung. Hal tersebut berbeda dengan pusat perbelanjaan lain yang mampu menarik banyak pengunjung dengan konsep matang dan kenyamanannya. Bahkan ada mal yang tingkat kunjungannya sudah mencapai 100%.

“Ada beberapa pusat perbelanjaan yang berhasil memberikan fungsi selain sekadar tempat belanja, sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat. Bahkan tingkat kunjungannya sudah mencapai 100%,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/6/2024).

Fungsi pusat perbelanjaan akan terus berubah seiring waktu karena erat kaitannya dengan gaya hidup yang terus berubah. Tren yang ada saat ini tentu berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.

“Dalam merespons perubahan akibat pandemi COVID-19, pusat perbelanjaan harus dapat menjadi hub koneksi sosial karena selama hampir tiga tahun terakhir, manusia tidak bisa berinteraksi secara langsung. Pusat perbelanjaan harus mampu menawarkan fungsi lebih dari sekadar tempat belanja,” tambah Alphonzus.

Terlihat bahwa tenant yang lebih ramai sekarang didominasi oleh bidang makanan dan minuman daripada fashion. Masyarakat cenderung menjadikan mal sebagai tempat berkumpul, terutama di kota-kota besar.

“Masyarakat Indonesia senang berkumpul, baik bersama keluarga, teman, kolega, komunitas, dan lainnya. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan harus menyediakan fasilitas yang memenuhi kebutuhan masyarakat, baik dari segi bangunan maupun penyewaan tempat,” kata Alphonzus.

Pusat perbelanjaan harus menyediakan tempat atau fasilitas untuk interaksi sosial, sehingga bukan hanya sebagai tempat belanja.

“Pusat perbelanjaan harus memberikan pengalaman dan perjalanan yang berbeda kepada pelanggannya, bukan hanya sekadar tempat belanja,” tambah Alphonzus.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya:
Pengusaha Menunggu, Siapa Nama-nama Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

(wur/wur)